google.com, pub-9228471708496696, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Membuat Absensi Online Google Form dan Google Data Studio dengan Tanda Tangan

 Absensi online menjadi sebuah keniscayaan yang mutlak sejak pandemi COVID-19 melanda dunia. Siswa, mahasiswa, PNS, karyawan perusahaan, dan selainnya, terpaksa belajar dan atau bekerja dari rumah. Istilah asing yang populer, sering kita dengar adalah work from home (WFH). Kehadiran yang biasanya dengan tanda tangan atau sidik jari menjadi sulit dilakukan, sebagai gantinya dibuatlah daftar hadir daring.

Sebagian besar sekolah menggunakan WhatsApp (WA) sebagai sarana untuk memposting kehadiran, misalnya dengan share live location dan photo / video call kepada guru setiap jam pelajaran. Aplikasi lain yang sering kami gunakan di sekolah adalah Zoom, Google Form, dan Google Class Room. Aplikasi-aplikasi tersebut selain sebagai sarana pembelajaran daring juga sekaligus absensi online.

Pada kesempatan ini saya ingin berbagi tutorial bagaimana membuat absensi sederhana menggunakan aplikasi Google. Saya pilih ini karena hampir semua orang dapat mengaksesnya dengan mudah. Mungkin agak panjang, jadi bersiaplah.

Tentu saja kita harus punya akun Google dan masuk (login) ke akun tersebut. Baik itu akun Google yang gratis (biasanya mempunyai alamat email dengan akhiran @gmail.com) atau membeli akun Google bisnis dengan domain nama Anda sendiri.

Membuat Absensi Online dengan Google Form untuk Mengoleksi Data

membuat absensi online google form dengan tanda tangan

Langkah-langkah membuat absensi online menggunakan Google Form.

Total Time: 5 menit

  1. Pertama, login ke dalam akun Google atau gmail Anda.

    Anda wajib masuk ke akun Google untuk dapat menggunakan Google Form.

  2. Buka laman Google Form

    membuat absen online - google formulir

    Klik tautan ini https://docs.google.com/forms/u/0/ lalu buatlah formulir dengan mengklik tanda plus (+).

  3. Sekarang, Anda akan melihat “Formulir tanpa judul”.

    absen online - formulir tanpa judul

    Anda dapat mengubah itu dengan sangat mudah. Lebih jelas lihat keterangan bagian-bagian diakhir langkah.

  4. Buatlah nama formulir absensi Anda.

    form absensi online google form

    Langsung saja klik bidang ‘Formulir tanpa judul’, kemudian tikkan nama baru yang Anda inginkan.

  5. Buat / tambahkan field (kolom isian) baru dengan nama “Kelas”.

    absensi online kolom isian kelas

    Nama field: Kelas; Type data: Drop Down; Isi nama siswa; aktifkan tombol Wajib diisi.

  6. Field Jenis Kehadiran.

    jenis absen

    Nama Field: Jenis Absen: Type Data: Drop-down; Jenis absen: datang, pulang; aktifkan juga tombol Wajib diisi.

  7. Field Tanggal Kehadiran.

    tanggal absensi online

    Nama field “Tanggal” untuk mencatat tanggal saat absen; Type data: Tanggal (Date jika menggunakan bahasa Inggris; aktifkan tombol Wajib diisi.

  8. Field Jam Hadir.

    jam absen online

    Nama field: “Jam”, Type data: Waktu (Time kalau pengaturan bahasa Anda adalah Inggris; aktifkan tombol Wajib diisi. Ingat! Setelah ini lihat langkah ke-10.

  9. Field bukti Screenshoot.

    absensi online dengan tanda tangan

    Nama field “Foto Tanda Tangan”. Type data “Upload file”, hanya izinkan file tertentu centang “gambar” / “Image”. Jumlah maksimum file “1”, hanya bisa upload 1 file saja. Ukuran file maksimal “1 Mb”, untuk menghemat ruang sehingga Google Drive tidak cepat penuh. Kita bisa set ukuran maksimal memori untuk menerima gambar dan jika sudah terpenuhi tidak akan bisa lagi menerima upload foto, secara default diset ke 1GB. Sekedar anda tahu: untuk Google drive kita hanya sebesar 15 GB.

  10. Klik Lanjutkan.

    Ketika memilih tipe data “Gambar”, maka Anda nda akan melihat pesan “Izinkan responden mengupload file ke Drive”. File akan diupload ke Google Drive pemilik formulir. Responden akan diminta untuk login ke Google saat pertanyaan upload file ditambahkan ke formulir. Pastikan hanya membagikan formulir ini dengan orang yang Anda percayai. Setelah klik Lanjutkan, Anda akan melihat tampilan seperti langkah 9.

Semua sudah beres, formulir absensi online sudH siap untuk diisi oleh setiap siswa. Untuk melihat bagaimana tampilan formulir yang telah Anda buat kliklah tombol pratinjau (ikon mata) di pojok kanan atas.

Berikut penjelasan kolom/bidang isian.

  1. Nama formulir yang akan menjadi nama file dalam folder Google Drive Anda.
  2. Judul halaman formulir absen, bisa saja sama dengan nomor 1.
  3. Field atau Jenis data yang ingin dikoleksi.
  4. Type data untuk nomor 3 (saya pilih opsi dropdown karena jenis data yang saya pilih adalah nama siswa yang sudah terdaftar di sekolah).
  5. Daftar pilihan dari nama-nama siswa (karena saya memilih dropdown di type data, maka harus mengisi list data ini).
  6. Untuk menambah field atau isian data lainnya yang ingin Anda kumpulkan datanya.
  7. Ini adalah pengaturan untuk menentukan apakah bagian ini wajib diisi atau tidak. Jika wajib, nyalakan / geser tombol itu.

CATATAN: Agar Google form Anda bisa diakses pastikan mereka yang akan mengisi formulir absensi online untuk login terlebih dahulu ke akun google masing-masing.

Pada bagian kedua, kita akan membuat Google Sheet untuk menampung data yang diisi melalui Google form. Kita lanjut besok saja.

Membuat Google Sheet untuk Menampung Data

Kita lanjut ke bagian kedua adalah menjadikan data yang sudah di input menjadi data spreadsheet di google Spreadheet. Berikut caranya:

Masih pada Google Form yang sama (jika Anda telah menutupnya, silakan cari di Google Drive) , klik Tab “Respons” dan klik ikon Google Sheet, lihat tanda salib berwarna hijau.

Google Sheet untuk menampung data absen online
Membuat Google Sheet untuk menampung data absen online

Setelah Anda klik ikon itu maka akan muncul jendela pop-up untuk membuat file Google sheet. Buat nama file atau biarkan yang sudah dan kemudian klik tombol “Buat” / “Create”.

Google sheet tujuan tanggapan
Google sheet tujuan tanggapan

Setelah itu otomatis akan terbuka tab baru pada peramban Anda yang memuat halaman Google Sheet. Tampilannya persis seperti aplikasi Excel. Lembar ini nantinya akan menampung semua data yang di input pada formulir daftar hadir secara waktu nyata (realtime).

respon absen online di Google sheet
Respon absen online di Google sheet

Sampai di sini sebenarnya sudah cukup, kita sudah punya lembar data yang bisa kita rekap. Tetapi jika Anda ingin visualisasi yang lebih enak dipandang, maka perlu visualisasi.

Visualisasikan Data dengan Google Data Studio

Bagian ini agak rumit sedikit, menggunakan sedikit syntax bahasa pemrograman. Tapi Anda tidak perlu khawatir cukup copy-paste saja syntax-nya. Ikuti pelan-pelan.

Buka Google Data Studio dengan mengunjungi tautan berikut https://datastudio.google.com/.

Data Studio
Data Studio

Klik ikon plus (+) besar untuk mulai membuat laporan baru.

Jika Anda pertama kali menggunakan Data Studio maka Anda akan disambut dengan pengenalan singkat apa itu Data Studio. Klik saja Mulai.

Mulai Data Studio
Mulai Data Studio

Setujui persyaratan dan ketentuan, centang kotak I agree to the dst…. klik tombol Setuju.

Data Studio setuju
Data Studio setuju

Pada laman Preferensi lik tombol Ya untuk semu.

Data_Studio_Preferensi
Data Studio Preferensi

Menambahkan sumber data untuk laporan kita, yang mana sumber datanya adalah file Google sheet yang tadi sudah kita buat. Caranya:

Data Studio Google Spreadsheet
Data Studio Google Spreadsheet

Izinkan google studio mengakses Google sheet kita.

izinkan data studio mengakses sheet
Izinkan data studio mengakses sheet

Setelah itu, akan ditampilkan sheet yang pernah kita buat, pilih data absensi nya, klik “Tambahkan”.

Pilih Sheet absensi online yang akan divisualisasi
Pilih Sheet absensi online yang akan divisualisasi.

Klik tombol Tambahkan Ke Laporan.

Data Studio tambahkan ke laporan
Tambahkan ke laporan

Sekarang Anda sudah masuk ke layar desain Google Data Studio, klik judul untuk membuat nama laporan, secara default namanya Laporan Tanpa Judul.

Data Studio Canvas
Data Studio Canvas

Setelah merubah judul, lanjutkan dengan klik menu “Sumber daya“, lalu “Kelola sumber data yang ditambahkan“.

Kelola sumber daya yang ditambahkan
Kelola sumber daya yang ditambahkan

Sumber data yang kita pilih tadi, Klik “Edit

Edit sumber daya
Edit sumber daya

Sumber daya ditampilkan seperti gambar berikut.

Sumber daya absensi online
Sumber daya yang diekstrak dari formulir Absensi online Google Form.

Rubah jenis data untuk “Foto Tanda Tangan” dari URL menjadi “Text“. Tujuannya agar foto tanda tangan bisa ditampilkan.

Ubah tipe data dari url menjadi teks
Ubah tipe data dari url menjadi teks.

Sekarang kita perlu menambahkan kolom baru.

Tambahkan kolom
Tambahkan kolom

Beri nama kolom dengan “Tanda Tangan”.

Kolom Tanda Tangan
Kolom Tanda Tangan

Pada bidang Formula isikan syntax berikut: SUBSTR(Foto Tanda Tangan, 34, 33)

Klik tombol Simpan, lihat sudut kanan bawah. Lalu kembali dengan meng-klik tambol SEMUA KOLOM. (lihat sudut kiri atas, di bawah judul formulir).

Buat satu kolom lagi dan beri nama “TTD“.

Buat kolom TTD
Buat kolom TTD

Isikan formula dengan syntax berikut: IMAGE(CONCAT(“https://drive.google.com/uc?id=”,Foto Tanda Tangan, 34, 33)

Klik Simpan, dan klik tombol Selesai.

Mendesain Tampilan Data Absen Online

Setelah proses di sumber data selesai sampai klik “Tutup”, kita akan di bawa ke halaman desain data seperti berikut:

Tampilan Studio Data Absen Online
Tampilan Studio Data Absen Online

Bidang sebelah kiri menampilkan tabel daftar hadir, sedangkan bidang sebelah kanan adalah kustomisasi untuk objek yang kita pilih di bidang tampilan data. Misalnya jika Anda ingin menambah kolom pada tabel di sebelah kiri maka klik tombol “Tambahkan dimensi“.

Untuk merubah tampilan tabel silakan klik di tempat kosong kemudian pilih template tersedia di sebelah kanan.

sesuaikan tampilan tabel
Sesuaikan tampilan tabel

Selanjutnya klik lagi table tampilan data di bidang data agar kita bisa kita buat beberapa perubahan. Coba ikuti pengaturan berikut:

Pengaturan tabel absensi online
Pengaturan tabel absensi online

Setalah seting data beres, Anda dapat mengatur posisi atau lebar tabel dengan menggeser dan untuk lebar cukup seret dengan mouse. Maka tampilannya akhirnya akan seperti berikut:

tampilan akhir absen online Data Studio
Tampilan akhir absen online Data Studio

Sekian tutorial membuat absen online dengan tanda tangan menggunakan Google Form dan Google Data Studio. Anda dapat mengunduh kemudian mencetak (print out) daftar hadir tersebut.

Cara Membuat dan Memasang Widget Tombol Chat WhatsApp (WA) Di Blogger

Bagaimana cara memasang tombol chat whatsapp (WA) di blogger? Tulisan berikut ini saya menyajikan tutorial cara membuat dan memasang tombol chat wa di blogger. Bagi Kamu yang mempunyai blog di wordpress tentu caranya lebih simple, tinggal pasang plugin dan setting maka tombol WA akan muncul di blog

Tombol chat whatsapp sekarang memang banyak digunakan di banyak website maupun blog, terutama untuk keperluan bisnis baik produk maupun jasa. Tentu banyak alasan kenapa banyak pengelola web maupun blog yang memasang tombol chat WA ini, salah satunya adalah pengunjung lebih mudah melakukan komunikasi. Komunikasi menjadi lebih cepat, efektif dan tidak ribet. Selain itu, di era sekarang pengguna whatsapp tiap tahunnya selalu meningkat drastis. 

Nah, bagi Kamu pengguna blogger yang ingin memasag tombol chat whatsapp (WA) ini berikut langkah-langkahnya:

1. Buka Get Button
2. Pilih WhatsApp di choose messaging apps
cara membuat widget tombol whatsapp di blogspot

3. Masukkan nomor WhatsApp Kamu pada kolom yang disediakan dengan diawali kode negara seperti contoh pada gambar diatas
4. Pada Customize your button, atur tampilan tombol WA sesuai yang diinginkan seperti warna, posisi dan kalimat ajakan. Kamu juga bisa memasang logo, pesan pembuka mengatur pilihan yang lain jika menggunakan versi premium (berbayar) 
cara memasang tombol chat wa pada blogspot


4. Pada Add the code to your website masukkan alamat email kamu. Kemudian klik get button code. Salin kode yang muncul pada kolom
cara membuat tombol chat wa di blogspot
cara memasang tombol wa di blogger

5. Untuk memasangnya cukup mudah. Masuk ke Dashboard > Tema> Edit HTML> Ctrl+F di dalam tema ketikkan </body> di kolom pencarian.

6. Jika sudah ketemu kode diatas, tempelkan kode yang sudah didapatkan dari Get Button di atas kode </body>.
7. Jika sudah simpan dan silakan dilihat hasilnya. 

Jika sudah banyak data pelanggan maupun prospek yang masuk melalui WA ini, untuk melakukan proses promosi maupun layanan pelanggan berikutnya pun lebih mudah. Ada banyak tools WA yang bisa dipakai untuk melakukan proses ini, saya sendiri terbisa memakai WA Blaster. 

Selain untuk memasang tombol WhatsApp, kamu juga bisa memasang aplikasi lain seperti Facebook Messenger, Line, dan Telegram. Demikian tutorial Cara Membuat dan Memasang Widget Tombol Chat WhatsApp (WA) Di Blogger. Semoga bermanfaa


Daftar SMK yang mengikuti Sertifikasi Server Supermicro Indonesia




Daftar Nama SMK yang Mengikuti Sertifikasi Server Supermicro Indonesia

1. SMK Al - Mubaarok Rembang
2. SMK NEGERI Bandar
3. SMK Muhammadiyah 1 Ajibarang
4. PT Widodo Makmur Perkasa
5. SMK Taruna Bhakti
6. SMK Binus Mranggen Demak
7. SMK Bina Nusantara Semarang
8. SMK TAMANSISWA MOJOAGUNG
9. SMKN 1 Sawit
10.SMK Muhammadiyah bligo
11.SMKN 10 MALANG
12.SMKN 1 Magelang
13.SMKN 1 KEBONSARI
14.SMKN 3 JEPARA
15.SMK PGRI 1 NGAWI


SMK ini nanti akan MOU juga dengan Supermicro di bidang perekrutan SysAdmin bagi siswa smknya dan juga kerjasama dalam bidang pendidikan yang lain ada juga diskon member bagi SMK yang sudah MOU semoga kerjasama ini bisa memajukan dalam bidang pendidikan di tanah Air ... Link and Match 




DAYA RUSAK USTADZ ABDUL SOMAD LC.MA

DAYA RUSAK USTADZ ABDUL SOMAD LC. MA

"Sombong dihadapan orang sombong adalah sedekah"

Tetiba mata orang terhenyak, para setan pemikiran gemetar, racun - racun informasi yang mereka hidup dan makan darinya tiba - tiba luruh. Umat yang dahulunya pengecut, takut - takut dan rendah diri,ini berani berdiri tampil kehadapan. Umat yang dahulunya terpecah, gemar berbeda, dan cuek durjana, kini saling menatap muka, berpelukan, berangkulan dalam tangis ukhuwah mereka sadar.

Segenap dada terangkat, dagu mendongak. Umat yang terpinggirkan itu kini menengah, matanya mulai terbuka.. dilihatnya kini mereka tak punya apa - apa.. pakaian yang mereka beli, makanan yang mereka konsumsi, bahkan air yang mereka minum harus mereka bayar, bukan milik mereka. Pikiran mereka terbuka, bahwa selama ini pihak luar bertepuk tangan atas sikap umat ini yang sudah dipelajari yakni suka terpecah. Tapi ustadz itu muncul, kekuatan yang terserak itu berhimpun.

Para aktor bayaran inlander tetiba kehilangan pekerjaannya, mereka resah dan gelisah. Nampak kiamat didepan mata. Bagaimana tidak, jualan - jualan mereka bakal tidak laku, akan sepi, dan tutup, seperti tutupnya banyaknya toko modern retail belakangan ini.

Bagaimana tidak? Saat Agen - agen islamophobia bekerja keras memecah dan mengkotak - kotakan umat islam. Ustadz ini bicara tentang FPI dan mendukungnya, saat orang bersorai membubarkan HTI ustadznya ini membelanya, saat ikhwanul muslimin di tuduh khawarij detil sekali ustadz itu bicara sejarah dan.. mendukungnya.. dihadapan jamaah Muhammadiyah, ustadz ini membawakan hadits - hadits NU, dihadapan jamaah NU ustadz ini membawakan pemahaman Muhammadiyah. Dihadapan orang anti maulid, ustadz ini menyampaikan dalil maulid, di hadapan pro maulid ustadz ini sampaikan dalil mengapa ada orang tidak mengikuti maulid, sehingga masing - masing umat yang lama terkukung dalam kotak kebisuan pakem, memahami, bahwa ajaran islam ini luas dan indah, dan kecurigaan - kecurigaan partisan sirna. Ustadz ini menjadi katalisator bagi sebuah umat yang lama butuh pemersatu!

Maka, ustadz ini sungguh sangat merusak, merusak bangunan kerusakan yang di kerjakan dan didanai sejak lama. Agen - agen bayaran ini sudah berhasil merusak berbagai aspek. Mereka sudah berhasil dalam beragam program kerusakan, rusak kepercayaan muslim dengan agamanya, rusak kepribadian hingga terlepas dari agamanya, rusak ekonomi hingga miskin umatnya, rusak politiknya hingga orang - orang islam haters yang menguasainya, segala aspek di rusaknya dari level individu hingga negara, sehingga tercipta fragile society, rapuh.

Maka ustadz ini harus di cekal, wajib di boikot, di bully intinya di matikan karakternya. Berapa besar daya rusak seorang ustadz yang membangunkan umat raksasa yang tertidur? Kalkulasi resikonya terlalu besar. Dicari - cari salahnya, maka dapetlah isu anti nkri, intoleran, diskriminatif. Padahal yah.. ustadz ini dikalangan orang pergerakan, tidak pernah berafiliasi kepada organisasi apapun. Beliau justru pengurus NU, anggota MUI, hehe. Sayangnya dan kejamnya fitnah, semua tak melihat itu. Intinya Abdul Somad harus di matikan, karakternya.

Maka ditolaklah ia di Bali, maka dipulangkanlah ia di Hongkong. Dikejar dipersekusi, di ancam.. di medsos ia di bully, dihina di caci. Para agen setan kesurupan, mereka kehilangan akal dan cara, hingga sifat asli mereka keluar.

Tapi apa jawab ummat? Umat islam ini umat yang unik, makin ditekan makin bertenaga. Ustadz Abdul Somad makin di fitnah, makin banyak di undang, makin banyak di dengarkan. Jadi kita berdoa saja sembari merapatkan barisan. Kita bangunkan umat yang lama tertidur ini, agar bangun dan bangkit!

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (QS Ali 'Imran : 110)

#KamiBersamaUAS
#UstadzAbdulSomad

Penulis : Muhammad Ilham

Sumber: https://web.facebook.com/photo.php?fbid=1738541276178609&set=pcb.1738541346178602&type=3

SMKNet Membuat Cerita Baru

SMKNET adalah salah satu sistem yang sangat mendukung program elearning (pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi), dimana Peserta Didik atau Warga Belajar dapat menggali ilmu dan menambah pengetahuan serta memperkaya wawasan secara mandiri di mana saja dan kapan saja, tidak hanya dapat diakses melalui komputer di sekolah, namun juga dapat diakses melalui komputer di rumah, perangkat Ponsel pintar atau di warung internet

Latar Belakang berdirinya SMKNet
  • Kemampuan Internet dan komputerisasi telah menjadi standar kebutuhan dalam pendidikan
  • Perlunya bekerjasama dalam membangun infrastruktur bersama untuk mengefisiensikan biaya,  perangkat dan infrastruktur, pengelolaan dan  perawatan. 
  • Teknologi informasi dan komunikasi terbukti mampu memberi solusi dalam percepatan               transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi 


Tujuan SMKNet

  • Membangun interkoneksi antar sekolah sebagai fasilitas dan media saling berbagi sumber daya dan kolaborasi antar sekolah dan komunitas pendidikan lainnya.
  • Sebagai Media pendidikan dan pelatihan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
  • Sebagai tulang punggung penerapan dan penyebarluasan berbagai aplikasi dan layanan sistem informasi berbasis ICT kepada komunitas sekolah dan masyarakat seperti ; Sistem Informasi Manajemen Sekolah, Digital Library, Teleconference, Modul Pembelajaran dan lain sebagainya.
  • Pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) secara optimal dalam upaya mendukung peningkatan suasana belajar mengajar
Harapannya

Harapan adanya SMKnet adalah konsep pembelajaran berbasis Elearning akan lebih mudah dikarenakan interkoneksi lewat offline atau online antar sekolah sudah terhubung bahkan komunikasi baik lewat video confren, sharing data, ujian online, akan cepat di diterima dan sekolah kecil sudah tidak menggantungkan anggaran internet yang selama ini di anggab mahal karena interkoneksi  baik lewat intranet atau internet bisa di atasi melalui POP titik pusat

Manfaat Untuk Siswa 


Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Inpres tersebut dikeluarkan pada tanggal 9 September 2016 di Jakarta.
 
Khusus untuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Presiden Jokowi memberikan enam instruksi. Keenam instruksi tersebut adalah: 
  • Membuat peta jalan SMK 
  • Menyempurnakan dan menyelaraskan kurikulum SMK dengan kompetensi sesuai kebutuhan pengguna lulusan (link and match)
  • Meningkatkan jumlah dan kompetensi bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMK
  • Meningkatkan kerja sama dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan dunia usaha/industri
  • Meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK dan akreditasi SMK
  • Membentuk Kelompok Kerja Pengembangan SMK.

Program program SMKNet akan segera di rilis .....
Mulai dari Magang Guru FO ( Fiber Optik ) Sampai StarUp buat Guru RPL maupun buat siswa 

Ini adalah contoh Program MOU dengan Pihak Telkom Jawa Tengah diantaranya adalah : 
  1. Pelaksanaan dan Pengembangan Program Peningkatan Kompetensi Siap Kerja ( PPKSK )
  2. Pemasaran dan Penyaluran Tamatan
  3. Pembuatan Kurikulum Berbasis Industri dan Sekolah
  4. Training Pembinaan Perusahaan Kepada Siswa dan Guru
  5. Kunjungan Industri Siswa dan Guru
  6. Pelaksanaan Magang Guru dan Siswa

Donwload Materi Bimtek Kurikulum 2017

Berikut adalah materi materi yang ada dalam bimtek kurikulum 2017

Materi Umum Pokok Bimtek Guru Sasaran Pelatihan Kurikulum 2013 Tahun 2017


  • RPP
  • Dinamika Pengembangan Kur 13 SMK
  • GLS SMK Penyegaran Instruktur Kur 13
  • Analisis SKL, KI-KD_revisi
  • Analisis Materi Pembelajaran
  • Analisis Penerapan Model Pembelajaran
  • Analisis Penilaian HB
  • Praktik Baik Pembelajaran SMK
  • Lampiran Penilaian
  • Praktik Baik Penilaian SMK
  • Pengolahan dan laporan HB
  • Spektrum Keahlian PMK
semua bisa di download di SINI atau bisa juga di SINI

Pedoman Implementasi kur 2017 Download

Semoga bermanfaat

Asal Usul Islam Nusantara dan Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia


Penyebaran Islam di Nusantara adalah proses menyebarnya agama Islam di Nusantara (sekarang Indonesia). Islam dibawa ke Nusantara oleh pedagang dari Gujarat, India selama abad ke-11, meskipun Muslim telah mendatangi Nusantara sebelumnya.[butuh rujukan] Pada akhir abad ke-16, Islam telah melampaui jumlah penganut Hindu dan Buddhisme sebagai agama dominan bangsa Jawa dan Sumatra. Bali mempertahankan mayoritas Hindu, sedangkan pulau-pulau timur sebagian besar tetap menganut animisme sampai abad 17 dan 18 ketika agama Kristen menjadi dominan di daerah tersebut.
Penyebaran Islam di Nusantara pada awalnya didorong oleh meningkatnya jaringan perdagangan di luar kepulauan Nusantara. Pedagang dan bangsawan dari kerajaan besar Nusantara biasanya adalah yang pertama mengadopsi Islam. Kerajaan yang dominan, termasuk Kesultanan Mataram (di Jawa Tengah sekarang), dan Kesultanan Ternate dan Tidore di Kepulauan Maluku di timur. Pada akhir abad ke-13, Islam telah berdiri di Sumatera Utara, abad ke-14 di timur laut Malaya, Brunei, Filipina selatan, di antara beberapa abdi kerajaan di Jawa Timur, abad ke-15 di Malaka dan wilayah lain dari Semenanjung Malaya (sekarang Malaysia). Meskipun diketahui bahwa penyebaran Islam dimulai di sisi barat Nusantara, kepingan-kepingan bukti yang ditemukan tidak menunjukkan gelombang konversi bertahap di sekitar setiap daerah Nusantara, melainkan bahwa proses konversi ini rumit dan lambat.
Meskipun menjadi salah satu perkembangan yang paling signifikan dalam sejarah Indonesia, bukti sejarah babak ini terkeping-keping dan umumnya tidak informatif sehingga pemahaman tentang kedatangan Islam ke Indonesia sangat terbatas. Ada perdebatan di antara peneliti tentang apa kesimpulan yang bisa ditarik tentang konversi masyarakat Nusantara kala itu.[1]:3 Bukti utama, setidaknya dari tahap-tahap awal proses konversi ini, adalah batu nisan dan beberapa kesaksian peziarah, tetapi bukti ini hanya dapat menunjukkan bahwa umat Islam pribumi ada di tempat tertentu pada waktu tertentu. Bukti ini tidak bisa menjelaskan hal-hal yang lebih rumit seperti bagaimana gaya hidup dipengaruhi oleh agama baru ini, atau seberapa dalam Islam mempengaruhi masyarakat. Dari bukti ini tidak bisa diasumsikan, bahwa karena penguasa saat itu dikenal sebagai seorang Muslim, maka proses Islamisasi daerah itu telah lengkap dan mayoritas penduduknya telah memeluk Islam; namun proses konversi ini adalah suatu proses yang berkesinambungan dan terus berlangsung di Nusantara, bahkan tetap berlangsung sampai hari ini di Indonesia modern. Namun demikian, titik balik yang jelas terjadi adalah ketika Kerajaan Hindu Majapahit di Jawa dihancurkan oleh Kerajaan Islam Demak. Pada 1527, pemimpin perang Muslim Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa yang baru ditaklukkannya sebagai "Jayakarta" (berarti "kota kemenangan") yang akhirnya seiring waktu menjadi "Jakarta". Asimilasi budaya Nusantara menjadi Islam kemudian meningkat dengan cepat setelah penaklukan ini.
Bukti sejarah penyebaran Islam di Nusantara terkeping-keping dan umumnya tidak informatif sehingga pemahaman tentang kedatangan Islam ke Indonesia terbatas. Ada perdebatan di antara peneliti tentang apa kesimpulan yang bisa ditarik tentang konversi masyarakat Nusantara.[1]:3 Bukti utama, setidaknya dari tahap-tahap awal proses konversi ini, adalah batu nisan dan kesaksian beberapa peziarah, tetapi hal ini hanya dapat menunjukkan bahwa umat Islam pribumi ada di tempat tertentu pada waktu tertentu. Baik pemerintah kolonial Hindia Belanda maupun Republik Indonesia lebih memilih situs peninggalan Hindu dan Buddha di Pulau Jawa dalam alokasi sumber daya mereka untuk penggalian dan pelestarian purbakala, kurang memberi perhatian pada penelitian tentang awal sejarah Islam di Indonesia. Dana penelitian, baik negeri maupun swasta, dihabiskan untuk pembangunan masjid-masjid baru, daripada mengeksplorasi yang lama.[2]
Sebelum Islam mendapat tempat di antara masyarakat Nusantara, pedagang Muslim telah hadir selama beberapa abad. Sejarawan Merle Ricklefs (1991) mengidentifikasi dua proses tumpang tindih dimana Islamisasi Nusantara terjadi: antara orang Nusantara mendapat kontak dengan Islam dan dikonversi menjadi muslim, dan/atau Muslim Asia asing (India, China, Arab, dll) menetap di Nusantara dan bercampur dengan masyarakat lokal. Islam diperkirakan telah hadir di Asia Tenggara sejak awal era Islam. Dari waktu khalifah ketiga Islam, 'Utsman' (644-656) utusan dan pedagang Muslim tiba di China dan harus melewati rute laut Nusantara, melalui Nusantara dari dunia Islam. Melalui hal inilah kontak utusan Arab antara tahun 904 dan pertengahan abad ke-12 diperkirakan telah terlibat dalam negara perdagangan maritim Sriwijaya di Sumatra.
Kesaksian awal tentang kepulauan Nusantara terlacak dari Kekhalifahan Abbasiyah, menurut kesaksian awal tersebut, kepulauan Nusantara adalah terkenal di antara pelaut Muslim terutama karena kelimpahan komoditas perdagangan rempah-rempah berharga seperti Pala, Cengkeh, Lengkuas dan banyak lainnya.[3]
Kehadiran Muslim asing di Nusantara bagaimanapun tidak menunjukkan tingkat konversi pribumi Nusantara ke Islam yang besar atau pembentukan negara Islam pribumi di Nusantara.[1]:3 Bukti yang paling dapat diandalkan tentang penyebaran awal Islam di Nusantara berasal dari tulisan di batu nisan dan sejumlah kesaksian peziarah. Nisan paling awal yang terbaca tertulis tahun 475 H (1082 M), meskipun milik seorang Muslim asing, ada keraguan apakah nisan tersebut tidak diangkut ke Jawa pada masa setelah tahun tersebut. Bukti pertama Muslim pribumi Nusantara berasal dari Sumatera Utara, Marco Polo dalam perjalanan pulang dari China pada tahun 1292, melaporkan setidaknya satu kota Muslim,[4] dan bukti pertama tentang dinasti Muslim adalah nisan tertanggal tahun 696 H (1297 M), dari Sultan Malik al-Saleh, penguasa Muslim pertama Kesultanan Samudera Pasai, dengan batu nisan selanjutnya menunjukkan diteruskannya pemerintahan Islam. Kehadiran sekolah pemikiran Syafi'i, yang kemudian mendominasi Nusantara dilaporkan oleh Ibnu Battutah, seorang peziarah dari Maroko, tahun 1346. Dalam catatan perjalanannya, Ibnu Battutah menulis bahwa penguasa Samudera Pasai adalah seorang Muslim, yang melakukan kewajiban agamanya sekuat tenaga. Madh'hab yang digunakannya adalah Imam Syafi'i dengan kebiasaan yang sama ia lihat di India.

Menurut wilayah

Pada awalnya sejarawan meyakini bahwa Islam menyebar di masyarakat Nusantara dengan cara yang umumnya berlangsung damai, dan dari abad ke-14 sampai akhir abad ke-19 Nusantara melihat hampir tidak ada aktivitas misionaris Muslim terorganisir.[5] Namun klaim ini kemudian dibantah oleh temuan sejarawan bahwa beberapa bagian dari Jawa, seperti Suku Sunda di Jawa Barat dan kerajaan Majapahit di Jawa Timur ditaklukkan oleh Muslim Jawa dari Kesultanan Demak. Kerajaan Hindu-Buddha Sunda Pajajaran ditaklukkan oleh kaum Muslim pada abad ke-16, sedangkan bagian pesisir-Muslim dan pedalaman Jawa Timur yang Hindu-Buddha sering berperang.[1]:8 Pendiri Kesultanan Aceh Ali Mughayat Syah memulai kampanye militer pada tahun 1520 untuk mendominasi bagian utara Sumatera dan mengkonversi penduduknya menjadi Islam. Penyebaran terorganisir Islam juga terbukti dengan adanya Wali Sanga (sembilan orang suci) yang diakui mempunyai andil besar dalam Islamisasi Nusantara secara sistematis selama periode ini.

Malaka

Didirikan sekitar awal abad ke-15 , negara perdagangan Melayu Kesultanan Malaka (sekarang bagian Malaysia) didirikan oleh Sultan Parameswara, adalah, sebagai pusat perdagangan paling penting di kepulauan Asia Tenggara, pusat kedatangan Muslim asing, dan dengan demikian muncul sebagai pendukung penyebaran Islam di Nusantara. Parameswara sendiiri diketahui telah dikonversi ke Islam, dan mengambil nama Iskandar Shah setelah kedatangan Laksamana Cheng Ho yang merupakan Suku Hui muslim dari negeri China. Di Malaka dan di tempat lain batu-batu nisan bertahan dan menunjukkan tidak hanya penyebaran Islam di kepulauan Melayu, tetapi juga sebagai agama dari sejumlah budaya dan penguasa mereka pada akhir abad ke-15.

Sumatera Utara

Masjid di Sumatera Barat dengan arsitektur tradisional Minangkabau.
Bukti yang lebih kuat mendokumentasikan transisi budaya yang berlanjut berasal dari dua batu nisan akhir abad ke-14 dari Minye Tujoh di Sumatera Utara, masing-masing dengan tulisan Islam tetapi dengan jenis karakter India dan lainnya Arab. Berasal dari abad ke-14, batu nisan di Brunei, Trengganu (timur laut Malaysia) dan Jawa Timur adalah bukti penyebaran Islam. Batu Trengganu memiliki dominasi bahasa Sansekerta atas kata-kata Arab, menunjukkan representasi pengenalan hukum Islam. Menurut Ying-yai Sheng-lan: survei umum pantai samudra (1433) yang ditulis oleh Ma Huan, pencatat sejarah dan penerjemah Cheng Ho: "negara-negara utama di bagian utara Sumatra sudah merupakan Kesultanan Islam. Pada tahun 1414, ia (Cheng Ho) mengunjungi Kesultanan Malaka, penguasanya Iskandar Shah adalah Muslim dan juga warganya, dan mereka percaya dengan sangat taat".
Di Kampong Pande, Banda Aceh terdapat batu nisan Sultan Firman Syah, cucu dari Sultan Johan Syah, yang memiliki sebuah prasasti yang menyatakan bahwa Banda Aceh adalah ibukota Kesultanan Aceh Darussalam dan bahwa kota itu didirikan pada hari Jumat, 1 Ramadhan (22 April 1205) oleh Sultan Johan Syah setelah ia menaklukkan Kerajaan Hindu-Buddha Indra Purba yang beribukota di Bandar Lamuri.
Pembentukan kerajaan-kerajaan Islam lebih lanjut di bagian Utara pulau Sumatera didokumentasikan oleh kuburan-kuburan akhir abad ke-15 dan ke-16 termasuk sultan pertama dan kedua Kesultanan Pedir (sekarang Pidie), Muzaffar Syah, dimakamkan 902 H (1497 M) dan Ma'ruf Syah, dimakamkan 917 H (1511 M). Kesultanan Aceh didirikan pada awal abad ke-16 dan kemudian akan menjadi negara yang paling kuat di utara Pulau Sumatra dan salah satu yang paling kuat di seluruh kepulauan Melayu. Sultan pertama Kesultanan Aceh adalah Ali Mughayat Syah yang nisannya bertanggal tahun 936 H (1530 M).
Pada 1520, Ali Mughayat Syah memulai kampanye militer untuk mendominasi bagian utara Sumatera. Dia menaklukkan Daya, dan mengkonversi orang-orangnya ke Islam. [7] Penaklukannya berlanjut ke bawah pantai timur, seperti Pidie dan Pasai menggabungkan beberapa daerah penghasil emas dan lada. Penambahan daerah-daerah tersebut akhirnya menyebabkan ketegangan internal dalam Kesultanan Aceh, karena kekuatan Aceh adalah sebagai bandar perdagangan, yang kepentingan ekonominya berbeda dari wilayah-wilayah bandar produksi.
Buku ahli pengobatan Portugis Tome Pires yang mendokumentasikan pengamatannya atas Jawa dan Sumatera dari kunjungannya tahun 1512-1515, dianggap salah satu sumber yang paling penting tentang penyebaran Islam di Nusantara. Pada saat tersebut, menurut Piers, kebanyakan raja di Sumatera adalah Muslim, dari Aceh dan ke selatan sepanjang pantai timur ke Palembang, para penguasanya adalah Muslim, sementara sisi selatan Palembang dan di sekitar ujung selatan Sumatera dan ke pantai barat, sebagian besar bukan. Di kerajaan lain Sumatera, seperti Pasai dan Minangkabau penguasanya adalah Muslim meskipun pada tahap itu warga mereka dan orang-orang di daerah tetangga bukan. Bagaimanapun, dilaporkan oleh Pires bahwa agama Islam terus memperoleh penganut baru.
Setelah kedatangan rombongan kolonial Portugis dan ketegangan yang mengikuti tentang kekuasaan atas perdagangan rempah-rempah, Sultan Aceh Alauddin al-Kahar (1539-1571) mengirimkan dutanya ke Sultan Kesultanan Utsmaniyah, Suleiman I tahun 1564, meminta dukungan Utsmaniyah melawan Kekaisaran Portugis. Dinasti Utsmani kemudian dikirim laksamana mereka, Kurtoğlu Hızır Reis. Dia kemudian berlayar dengan kekuatan 22 kapal membawa tentara, peralatan militer dan perlengkapan lainnya. Menurut laporan yang ditulis oleh Laksamana Portugis Fernão Mendes Pinto, armada Utsmaniyah yang pertama kali tiba di Aceh terdiri dari beberapa orang Turki dan kebanyakan Muslim dari pelabuhan Samudera Hindia

Jawa Tengah dan Jawa Timur

Masjid Agung Demak, Kerajaan Islam pertama di Jawa.
Prasasti-prasasti dalam aksara Jawa Kuno, bukan bahasa Arab, ditemukan pada banyak serangkaian batu nisan bertanggal sampai 1369 M di Jawa Timur, menunjukkan bahwa mereka hampir pasti adalah Jawa pribumi, bukan Muslim asing. Karena dekorasi rumit dan kedekatan dengan lokasi bekas ibukota kerajaan Hindu-Buddha Majapahit, Louis-Charles Damais (peneliti dan sejarawan) menyimpulkan bahwa makam ini adalah makam orang-orang Jawa pribumi yang sangat terhormat, bahkan mungkin keluarga kerajaan.[9] Hal ini menunjukkan bahwa beberapa elit Kerajaan Majapahit di Jawa telah memeluk Islam pada saat Majapahit yang merupakan Kerajaan Hindu-Buddha berada di puncak kejayaannya.
Ricklefs (1991) berpendapat bahwa batu-batu nisan Jawa timur ini, berlokasi dan bertanggal di wilayah non-pesisir Majapahit, meragukan pandangan lama bahwa Islam di Jawa berasal dari pantai dan mewakili oposisi politik dan agama untuk kerajaan Majapahit. Sebagai sebuah kerajaan dengan kontak politik dan perdagangan yang luas, Majapahit hampir pasti telah melakukan kontak dengan para pedagang Muslim, namun kemungkinan adanya abdi dalem keraton yang berpengalaman untuk tertarik pada agama kasta pedagang masih sebatas dugaan. Sebaliknya, guru Sufi-Islam yang dipengaruhi mistisisme dan mungkin mengklaim mempunyai kekuatan gaib, lebih mungkin untuk diduga sebagai agen konversi agama para elit istana Jawa yang sudah lama akrab dengan aspek mistisisme Hindu dan Buddha.[1]:5
Pada awal abad ke-16, Jawa Tengah dan Jawa Timur, daerah di mana suku Jawa hidup, masih dikuasai oleh raja Hindu-Buddha yang tinggal di pedalaman Jawa Timur di Daha (sekarang Kediri). Namun daerah pesisir seperti Surabaya, telah ter-Islamisasi dan sering berperang dengan daerah pedalaman, kecuali Tuban, yang tetap setia kepada raja Hindu-Buddha. Beberapa wilayah di pesisir tersebut adalah wilayah penguasa Jawa yang telah berkonversi ke Islam, atau wilayah Tionghoa Muslim, India, Arab dan Melayu yang menetap dan mendirikan negara perdagangan mereka di pantai. Menurut Pires, para pemukim asing dan keturunan mereka tersebut begitu mengagumi budaya Hindu-Buddha Jawa sehingga mereka meniru gaya tersebut dan dengan demikian mereka menjadi "Jawa". Perang antara Muslim-pantai dan Hindu-Buddha-pedalaman ini juga terus berlanjut lama setelah jatuhnya Majapahit oleh Kesultanan Demak, bahkan permusuhan ini juga terus berlanjut lama setelah kedua wilayah tersebut mengadopsi Islam.[1]:8
Kapan orang-orang di pantai utara Jawa memeluk Islam tidaklah jelas. Muslim Tionghoa, Ma Huan, utusan Kaisar Yongle,[4] mengunjungi pantai Jawa pada 1416 dan melaporkan dalam bukunya, Ying-yai Sheng-lan: survei umum pantai samudra (1433), bahwa hanya ada tiga jenis orang di Jawa: Muslim dari wilayah barat Nusantara, Tionghoa (beberapa adalah Muslim) dan Jawa yang bukan Muslim.[10] Karena batu-batu nisan Jawa Timur adalah dari Muslim Jawa lima puluh tahun sebelumnya, laporan Ma Huan menunjukkan bahwa Islam mungkin memang telah diadopsi oleh sebagian abdi dalem istana Jawa sebelum orang Jawa pesisir.
Sebuah nisan Muslim bertanggal 822 H (1419 M) ditemukan di Gresik, pelabuhan di Jawa Timur dan menandai makam Maulana Malik Ibrahim. Namun bagaimanapun, dia adalah orang asing non-Jawa, dan batu nisannya tidak memberikan bukti konversi pesisir Jawa. Namun Malik Ibrahim, menurut tradisi Jawa adalah salah satu dari sembilan penyebar Islam di Jawa (disebut Wali Sanga) meskipun tidak ada bukti tertulis ditemukan tentang tradisi ini. Pada abad ke-15-an, Kerajaan Majapahit yang kuat di Jawa mengalami kemunduran. Setelah dikalahkan dalam beberapa pertempuran, kerajaan Hindu terakhir di Jawa jatuh di bawah meningkatnya kekuatan Kesultanan Demak pada tahun 1520.

Jawa Barat

Suma Oriental ("Dunia Timur") yang ditulis Tome Pires melaporkan juga bahwa Suku Sunda di Jawa Barat bukanlah Muslim di zamannya, dan memang memusuhi Islam.[1] Sebuah penaklukan oleh Muslim di daerah ini terjadi pada abad ke-16. Dalam studinya tentang Kesultanan Banten, Martin van Bruinessen berfokus pada hubungan antara mistik dan keluarga kerajaan, menjadi pembeda bahwa proses Islamisasi dengan yang berlaku di tempat lain di Pulau Jawa: "Dalam kasus Banten, sumber-sumber pribumi mengasosiasikan "tarekat" tidak dengan perdagangan dan pedagang, tetapi dengan raja, kekuatan magis dan legitimasi politik."[11] Ia menyajikan bukti bahwa Sunan Gunungjati diinisiasi ke dalam aliran "Kubra", "Shattari", dan "Naqsyabandiyah" dari sufisme.

Daerah lain

Tidak ada bukti dari penerapan Islam oleh orang Nusantara sebelum abad ke-16 di daerah luar Pulau Jawa, Pulau Sumatera, Kesultanan Ternate dan Tidore di Maluku, dan Kesultanan Brunei dan Semenanjung Melayu.

Legenda Nusantara dan Melayu

Meskipun kerangka waktu bagi masuknya Islam di wilayah Indonesia dapat ditentukan secara luas, sumber-sumber utama sejarah tidak bisa menjawab banyak pertanyaan yang spesifik, sehingga kontroversi terus mengelilingi topik ini. Sumber-sumber seperti tidak menjelaskan mengapa konversi signifikan orang pribumi Nusantara menjadi Islam tidak dimulai hingga beberapa abad bahkan setelah para Muslim asing mengunjungi dan tinggal di Nusantara. Sumber-sumber ini juga tidak cukup menjelaskan asal usul dan perkembangan "aliran" istimewa Islam di Nusantara, atau bagaimana Islam menjadi agama yang dominan di Nusantara.[1]:8 Untuk mengisi kekosongan celah sejarah ini, banyak peneliti mencari referensi ke legenda-legenda Melayu dan Nusantara tentang konversi pribumi Nusantara ke Islam.
Ricklefs berpendapat bahwa meskipun legenda-legenda ini bukanlah catatan historis yang dapat diandalkan tentang peristiwa yang sebenarnya, legenda-legenda ini berharga dalam memberi titik terang mengenai beberapa peristiwa, melalui wawasan mereka yang tersebar di masyarakat, ke dalam sifat pembelajaran dan kekuatan magis, latar belakang asing dan hubungan perdagangan para guru Islam awal, dan proses konversi yang bergerak dari atas (golongan elit keraton) ke bawah. Legenda ini juga memberikan wawasan tentang bagaimana generasi muda Nusantara (Indonesia) melihat proses Islamisasi ini.[1]:8–11 Sumber-sumber ini termasuk:
Dari teks-teks yang disebutkan di sini, teks-teks Melayu menggambarkan proses konversi ke Islam sebagai ritual pelepasan yang signifikan, ditandai dengan tanda-tanda formal dan nyata dari ritual konversi, seperti sunat, pengakuan iman, dan mengadopsi nama Arab. Di sisi lain, ketika peristiwa-peristiwa magis masih memainkan peran penting dalam kesaksian Jawa tentang Islamisasi, peristiwa magis dalam konversi ke Islam menurut kesaksian teks-teks Melayu tidak ditemukan. Hal ini menunjukkan proses konversi Jawa ke Islam lebih merupakan "menyerap" Islam ketimbang berpindah, [1]:9 hal ini konsisten dengan elemen sinkretisme agama yang secara signifikan lebih besar dalam Islam kontemporer Jawa dibandingkan terhadap Islam yang relatif lebih ortodoks di Sumatera dan Semenanjung Malaya (sekarang Malaysia).


Masuknya Islam sejak Abad ke-7 Masehi

Sebagian ahli sejarah menyebut jika sejarah masuknya Islam ke Indonesia sudah dimulai sejak abad ke 7 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada berita yang diperoleh dari para pedagang Arab. Dari berita tersebut, diketahui bahwa para pedagang Arab ternyata telah menjalin hubungan dagang dengan Indonesia pada masa perkembangan Kerajaan Sriwijaya pada abad ke 7. Dalam pendapat itu disebutkan bahwa wilayah Indonesia yang pertama kali menerima pengaruh Islam adalah daerah pantai Sumatera Utara atau wilayah Samudra Pasai. Wilayah Samudra Pasai merupakan pintu gerbang menuju wilayah Indonesia lainnya. Dari Samudra Pasai, melalu jalur perdagangan agama Islam menyebar ke Malaka dan selanjutnya ke Pulau Jawa. Pada abad ke 7 Masehi itu pula agama Islam diyakini sudah masuk ke wilayah Pantai Utara Pulau Jawa. Masuknya agama Islam ke Pulau Jawa pada abad ke 7 Masehi didasarkan pada berita dari China masa pemerintahan Dinasti Tang. Berita itu menyatakan tentang adanya orang-orang Ta’shih (Arab dan Persia) yang mengurungkan niatnya untuk menyerang Kaling di bawah pemerintahan Ratu Sima pada tahun 674 Masehi. Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia

2. Masuknya Islam sejak Abad ke-11 Masehi

Sebagian ahli sejarah lainnya berpendapat bahwa sejarah masuknya Islam ke Indonesia dimulai sejak abad ke 11 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada bukti adanya sebuah batu nisan Fatimah binti Maimun yang berada di dekat Gresik Jawa Timur. Batu nisan ini berangka tahun 1082 Masehi. 3. Masuknya Islam sejak Abad ke-13 Masehi Di samping kedua pendapat di atas, beberapa ahli lain justru meyakini jika sejarah masuknya Islam ke Indonesia baru dimulai pada abad ke 13 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada beberapa bukti yang lebih kuat, di antaranya dikaitkan dengan masa runtuhnya Dinasti Abassiah di Baghdad (1258), berita dari Marocopolo (1292), batu nisan kubur Sultan Malik as Saleh di Samudra Pasai (1297), dan berita dari Ibnu Battuta (1345). Pendapat tersebut juga diperkuat dengan masa penyebaran ajaran tasawuf di Indonesia. Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia Pada masa kedatangan agama Islam, penyebaran agama Islam dilakukan oleh para pedagang Arab dibantu oleh para pedagang Persia dan India. Abad ke 7 Masehi merupakan awal kedatangan agama Islam. Pada masa ini, baru sebagian kecil penduduk yang bersedia menganutnya karena masih berada dalam kekuasaan raja-raja Hindu-Budha. Sejarah masuknya Islam ke Indonesia dan proses penyebarannya berlangsung dalam waktu yang lama yaitu dari abad ke 7 sampai abad ke 13 Masehi. Selama masa itu, para pedagang dari Arab, Gujarat, dan Persia makin intensif menyebarkan Islam di daerah yang mereka kunjung terutama di daerah pusat perdagangan. Di samping itu, para pedagang Indonesia yang sudah masuk Islam dan para Mubaligh Indonesia juga ikut berperan dalam penyebaran Islam di berbagai wilayah Indonesia. Akibatnya, pengaruh Islam di Indonesia makin bertambah luas di kalangan masyarakat terutama di daerah pantai. Pada akhir abad ke 12 Masehi, kekuasaan politik dan ekonomi Kerajaan Sriwijaya mulai merosot. Seiring dengan kemunduran pengaruh Sriwijaya, para pedagang Islam beserta para mubalighnya kian giat melakukan peran politik. Misalnya, saaat mendukung daerah pantai yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Sriwijaya. Menjelang berakhirnya abad ke 13 sekitar tahun 1285 berdiri kerajaan bercorak Islam yang bernama Samudra Pasai. Malaka yang merupakan pusat perdagangan penting dan juga pusat penyebaran Islam berkembang pula menjadi kerajaan baru dengan nama Kesultanan Malaka. Pada awal abad ke 15, kerajaan Majapahit mengalami kemerosotan, bahkan pada tahun 1478 mengalami keruntuhan. Banyak daerah yang berusaha melepaskan diri dari kerajaan Majapahit. Pada tahun 1500, Demak berdiri sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Berkembangnya kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam ini kemudian disusul berdirinya Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon. Di luar Jawa juga banyak berkembang kerajaan yang bercorak Islam seperti Kesultanan Ternate, Kesultanan Gowa, dan kesultanan Banjar. Melalui kerajaan-kerajaan bercorak Islam itulah, agama Islam makin berkembang pesat dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Agama Islam tidak hanya dianut oleh penduduk di daerah pantai saja, tetapi sudah menyebar ke daerah-daerah pedalaman. Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia Saluran Penyebaran Agama Islam di Indonesia Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia berlangsung secara bertahap dan dialakukan secara damai melalui beberapa saluran berikut: Saluran perdagangan, proses penyebaran agama Islam dilakukan oleh para pedagang muslim yang menetap di kota-kota pelabuhan untuk membentuk perkampungan muslim, misalnya Pekojan. Saluran ini merupakan saluran yang dipilih sejak awal sejarah masuknya Islam ke Indonesia. Saluran perkawinan, proses penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara seseorang yang telah menganut Islam menikah dengan seorang yang belum menganut Islam sehingga akhirnya pasangaannya itu ikut menganut Islam. Saluran dakwah, proses penyebaran Islam yang dilakukan dengan cara memberi penerangan tentang agama Islam seperti yanbg dilakukan Wali Songo dan para ulama lainnya. Saluran pendidikan, proses ini dilakukan dengan mendirikan pesantren guna memperdalam ajaran-ajaran Islam yang kemudian menyebarkannya. Saluran seni budaya, proses penyebaran Islam menggunakan media-media seni budaya seperti pergelaran wayang kulit yang dilakukan Sunan Kalijaga, upacara sekaten, dan seni sastra. Proses tasawuf, penyebaran Islam dilakukan dengan menyesuaikan pola pikir masyarakat yang masih berorientasi pada ajaran agama Hindu dan Budha. Alasan Agama Islam Mudah Diterima Masyarakat Indonesia Proses penyebaran Islam di Indonesia berjalan dengan cepat karena didukung faktor-faktor berikut : Syarat masuk Islam sangat mudah karena seseorang dianggap telah masuk Islam jika ia telah mengucapkan kalimah syahadat. Pelaksanaan ibadah sederhana dan biayanya murah. Agama Islam tidak mengenal pembagian kasta sehingga banyak kelompok masyarakat yang masuk Islam karena ingin memperoleh derajat yang sama. Aturan-aturan dalam Islam bersifat fleksibel dan tidak memaksa. Agama Islam yang masuk dari Gujarat, India mendapat pengaruh Hindu dan tasawuf sehingga mudah dipahami. Penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan secara damai tanpa kekerasan dan disesuaikan dengan kondisi sosial budaya yang ada. Runtuhnya kerajaan Majapahit pada akhir abad ke 15 yang memudahkan penyebaran Islam tanpa ada pembatasan dari otoritas kerajaan Hindu-Budha.

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/sejarah-masuknya-islam-ke-indonesia.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
1
1

Cara Megatasi dan menghilangkan pesan F1 saat Booting di Windows 10

Mungkin kita pernah mengalami saat menghidupkan komputer di minta menekan F1 untuk bisa melanjutkan booting Windows. Memang sangat menggangg...